Jakarta 3 februari 2018 at 1.13 Wib
Duduk dan mengegam sebuah ponsel adalah rutinitas ku dimalam hari. Tidak ingin membuang-buang waktu untuk keluar rumah kemudian pulang bersamaan dengan matahari terbit.
Aku, Laki-laki yang berusaha sukses dengan caraku sendiri. Terlahir dari keluarga yang sederhana membuatku yakin akan indahnya keluarga ini dimasa yang akan datang. Ayah dan ibuku mungkin tak sama dengan mereka yang hidupnya berkecukupan.
Entah mengapa aku dilahirkan untuk menjadi orang sukses walaupun sukses masih jauh untuk kungengam. Sukses adalah impian semua orang tidak ada yang tak menginginkan kesuksesan jika ia tak ingin merubah nasibnya.
Sekolah menjadi sebuah rumah kedua bagiku, Bukan hanya pelajaran tentang mengenal nama dan lambang negara saja tapi aku bisa mendapatkan ilmu kedewasaan disana.
Di era ku pergaulan yang bisa menentukan sikap seseorang menjadi baik dan menjadi buruk. Buruknya pergaulan bisa menghancurkan kita dan baiknya pergaulan bisa mengangkat kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, Tapi itu sulit.
Masa-masa SD aku masih belum mengenal kehidupan hanya saja disibukan dengan dunia tulisan, Dahulu untuk bisa menusila ABCD akupun masih kebingungan. Lulus Sd aku lanjutkan pendidikanku.
Masa-masa Smp mulai lah aku dikemas menjadi anak remaja tanpa beban. Pada zaman itu ejekan antar sekolah bisa mengakibatkan pertikaian masal, Tapi aku punya cara sendiri untuk menghindar. Banyak diantara sahabatku yang gemar akan perkelahian dan banyak juga yang cinta kedaian termasuk aku.
Aku tidak memperdulikan apa kata teman dan aku tidak akan pernah mempermasalahkan ketika hujatan itu datang. Aku mempunyai prinsip sendiri dan aku punya pola pikir yang beda dengan yang lain.
Tiga tahun menuntut ilmu aku sangat bersyukur bisa melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi. Sekolah menegah pertama mengisahkan begitu banyak kenangan manis didalamnya. Drama cinta dengan sahabat ku yang tak akan pernah aku lupakan. Masing-masing diantara kita memisahkan diri menuju sekolah pilihan yang telah direncanakan setelah ujian nasional usai.
Seragam putih abu-abu membuatku semakin percaya diri untuk menuntut ilmu lebih tinggi. Masih sama seperti dulu sekolahku tidak pernah aneh. Selama bersekolah aku tidak melakukan hal yang bodoh dan tidak pernah mendapat surat pangilan untuk orang tua ku menghadap kepala sekolah.
Alhamdulilah pergaulan ku sangatlah baik dan aku termasuk anak yang beruntung memiliki orang tua yang dengan baik mendidik serta memberi nasehat setiap harinya.
0 Comments:
Posting Komentar